Sabtu, 26 Mei 2012

Gereja Orthodok Koptik Sekilas

Bab I
Gereja Koptik Apostolik
Istilah "Copts"
Istilah "Copts" adalah sama dengan kata "Egyptians." Kata ini berasal dari bahasa Yunani "Aigyyptos," yang diturunkan dari bahasa kuno Mesir "Ha-ka-Ptah," yang artinya "bait roh Ptah," sesembahan mitologis bangasa Mesir yg tertinggi. Sejak penaklukan bangsa Arab sampai dewasa ini, istilah ini kini mengacu kepada warga Mesir Kristen untuk membedakannya dengan warga muslim.
Putra-Putra para Firaun
Bangsa Koptik sebagai penerus orang-orang Mesir kuno diartikan sebagai putra-putra Firaun di jaman modern. Mereka memainkan peranan penting di seluruh dunia Kristen, terutama pada limat abad pertama.
Latar belakang religiositas mereka membantu mereka untuk menerima kekristenan dengan kehangatan dan menikmati kedalaman kehidupan asketik mereka, meditasi dan studi Kitab Suci.
Dalam topic ini, wita ingin menyajikan beberapa informasi mengenai budaya Mesir Kuno dan bagaimana budaya ini bereaksi terhapap iman Kristen yg baru.
  1. Later Belakang Religiusitas Mereka: Isudah dikenal dengan baik bahwa alam dan pendidikan sangat diutamakan manusia mesir kuno sejak semula. Herodotus menyatakan bahwa “Orang-orang Mesir sangat religius sampai berlebihan, jauh lebih dari bangsa lain. " Keinginan Tahuan keagamaan mereka terpuaskan dalam Akidah Kristen yang meletakkan pertumbuhan spiritualitas yang tidak terbata, sebab akidah ini mengangkat umat beriman kepada pangkuan sang Bapa sehingga mereka dapat menikmati kemiripan dengan Allah, persatuan yg cepat denganNya dan pengetahuan tentang misteri ilahi yang abadi.
  2. Latar Belakang Ilmu mereka yang tinggi: Ilmu modern telah mencapai perkemangan yg tak henti-hentinya, khususnya pada akhir dekade ini. Banyak karya-karya ilmiah mesir kuno mengambil peranan ribuan tahun sebelum masehi saat masih  diangap sebagai misteri yg terselubung; sebagai contoh bangungan piramida dengan keajaiban ilmiah dan misteri-misterinya, seni membalsem jenazah, seni pahat batu, seni lukis di dinding dan lain-lainnya. Semua hal ini masih dalam penelitian sampai pada titik, bahwa beberapa percaya orang-orang mesir kuno bekerja dibawah bimbingan manusia super atau mahluk super (yang datant dari planet luar), atau dari bintang-bintang . ada yg menyimpulkan bahwa manusia bisa menakukan luar angksa jika perpustakaan Alexandria tidak dibakar, yg menyebabkan kehilangan rahasia-rhasia ilmiah yang sangat luar biasa pentingnya.
    Dalam banyak hal, adalah fakta bahwa orang mesir kuno meletakkan kemampuan ilmiah mereka pada pemikiran religious (seperti bangunan piramida, pembalseman dll.). Ini telah mempengaruhi orang-orang Koptik. Mereka memeprlakukan ilmu bukan sebagai musuh agama malah sebaliknya, ilmu sangat mempengaruhi dalam segai agama. Oleh karena itu, Sekolah Alexandria membuka pintunya kepada para kaum terdidik, dan para filsuf, untuk mempercayai bahwa ilmu dan filsafat berjalan seiring dengan kehidupan rohani yg sejati.
  3. Dogma Religiusitas Mereka:
    1. Masing-masing kota besar Mesir Kuno mempercayai sejenis tiga serangkai atau tritunggal. Tetapi tritunggal-tritunggal ini sangat asing dan berbeda dengan Tritunggal Suci dalam Akidah Kristen.
    2. Para filsuf mereka percaya pada seuatu yg Mahatinggi; sebagai contoh yang terbaik adalah Raja King Ikhnaton (1383-1365 B. C.).
    3. Semantara peradabapn masyarat pada umumnya dipenuhi dnegan kehidupan duniawi, mencari kenikmatan sementara, pola pikir orang-orang mesir terserab ke dalam dunia yg akan datang, dan ke dalam kebangkitan.  Saat mereka menerima imanKristen, mereka sangat menantikan kedatangan sang Kristus yang telah bangkit dari mati, lewat himne-himne panjang mereka, puasa yg terlalu sering, dan sukacita dalam penderitaan dan penganiayaan. Sifat eskatologis ini sangat berpengaruh dalam ibadat, liturgi dan dalam kehidupan sehari hari umat Koptik.
    4. Salib : Bangsa Mesir cenderung mengidentifikasi Salib dengan tanda kehidupan abadi yg mereka miliki atau percayai, , "sang Ankh," yang dipegang tangan sang Abadi seperta para ilah dan para Firaun. Tanda Sang"Ankh" berbentuk salib dengan bulatan di ujungnya, yg siap untuk diadopsi dan digunakan oleh para bangsa sejak awal.
    5. Sebagai tambahan, bangsa Mesir sepertinya telah mempunyai suatu pemahaman tentang KeEsaan sang Allalh, KebadianNya, KetakterbatasanNya, juga CintakasihNya yg mahabaik.
† † †
 


Keluarga Kudus di Mesir
Mesir di dalam Kitab Suci
Kitab Suci berpusat pada “Yerusalem” yg artinya, “Tanah Damai” atau”Impian Damai” sebagai bagian utama negeri yang terjanji, dimana Allah menyatakan kehadiranNya diantara manusia. Dan bait suci dibangun di dalam atas namaNya, dimana umat manusia menyembahNya, mempersembahkan kurban dan persembahan, dan merayakan banyak pesta sebagai lambang kebahagiaan surgawi. Yerusalem ini, simbol Surga, yang disebut "Jerusalem above is free, which is the mother of us all" (Gal 4:26). Pada sisi lain, kita menmukan juga kotab Babel dan Mesir; Bable mewakili ketidaktaatan kepada Allah, kekerasan, (tower of Babel, Gen.11), melawan Allah melawan umatNya (the Babylonian captivity), perzinhan, dan kebencian (Rev. 17:5). Mesir dikenal akan hasil panenannya yg berlimpah, dan tentang raja-rajanya (Pharaoh) tempat Israel dan Jude berlindung dan mengungsi terhadapat Babilonia. Oleh sebab itu, Egypt was a symbol of loving the temporary things and trust in human hands (1 Kings 18:21).

Mesir adalah tempat berlindung banyak manusia, terutama pada saat kelaparan. Abraham mengunjungi Mesir (Gen. 12:10). Demikian juga Josep yang menjadi orang kedua setelah Firaun, memberikan biji-bijian kepada semua negeri-negeri.  Jacob dan putra-putranya datang ke mesir dimana mereka hidup sebagai keluarga dan bertumbuh  menjadi satu bangsa. Negeri ini menjadi tempat lahir umat Allah. Pemimpin pertamanay adalah Musa, Nabi aung dan saudaranya Harun sebagai imam agung pertama tampil di mesir untuk menganugerakah mereka kemerdekaan. St. Stephen berkata , "Dan Musa diajarkan segala kebijaksanaan bangsa mesir, dan sangant berkuasa dalam perkataan dan perbuatan. " (Acts 7:22).
Diantara para nabi yg mengunjungi Mesir adalah Jeremiah yang mengajak umat untuk tidak melarikan diri ke Mesir, tetapi sia sia, karena mereka mendesaknya untuk menemani mereka dalam perjalanan menujut mesir (Jer. 41:1, 43:7). Dia menyatakan nubuatnya dalam Tahpanhes tentang mesir (Jer. 43:8-44:30).
Maka, Mesir menjadi perwakiilan dari bangsa-bangsa asing dimana Kristus mendirikan JemaatNya dan membentuk umatNya. 

Terberktailah Msir, UmatKu
Hosea, sang Nabi, meramalkan Anak Allah keluar dari Betlehem dan melarikan diri ke Mesir , dimana sang Anak Allah disambut dengan hangat oleh bangsa-bangsa asling. Melalui Hose, Allah Bapa menyatakan nubuat ini, , "I called my son out of Egypt" (Hos. 11:1).
Nabi Isaiah menjelaskan lebih ditail, dengan berkata "Behold, the burden of Egypt, the Lord rides upon a swift cloud, He shall come to Egypt, and the idols of Egypt shall be moved at His presence. In that day there shall be an altar to the lord in the midst of the land of Egypt" (Isa. 19:1). St. Cyril Agung menginterpretasikan nubuat ini dengan berkata :
"Awan yg gemerlapan yang membawa bayi Yesus ke mesir adalah Ibunya, St. Mary, yang menyembunyikan awan itu dalam kemurnian. Altar yg dibangun di tengah-tengah negeri mesir adalah Gereja Kristen yang menggantikan kuil-kuil kafir  setelah berhala-berhala roboh dan kuil-kuil itu menjadi kosong di hadapan Tuhan Yesus.”


Perjalanan Suci
Pemberhentian penting dimana keluarga kudus berlindung adalah:
  1. Bukit Bubastis
    Keluarga Kudus meninggalkan Betlehem menuju Mesir melalui Sinai. Mereka melewati jalan selatan jalan kafilah sepanjang pantai Mediterania, melewati Gaza-Raphia (Rafah)-Rhinocolura, (sekarang El-Arish), dan kemudian ke Ostrakini dimana menjadi keuskupan Uskup Abram yang mengikuti Konsili Ephesus 431 Masehi.
    Pemberhentihan terakhir Keluarga Kudus di Sinai adalah Pelusium (sekarang Al-Farma) yang berlokasi antara  El-Arish dan Port-Said dan yang merupakan kkunci memasuki Mesir dari arah timur.
    dari Pelusium mereka menyeberang ke Bubastis (Tel-Basta), dimana mereka beristirahat dibawah sebuah pohon, yang katanya hidup sampai tahun 1850 Masehi. Di sini, di perbukitan Bubastis , mata air memancar, dan keluarga kudus meminumnya; dan air ini menyembuhkan banyak orang dari berbagai macam penyakit. Segera setelah keluarga kudus bertempat tinggal dikota, patung-patung berhala kafir berjatuhan dan hal ini menyebabkan munculnya kemarahan dari apra imam-imam kafir melawan Keluarga Kudus. Oleh karena itu, Keluarga kudus menyingkir ke daerah pinggiran kota ke suatu tempat "Mastard."
  2. Mataryah
    Keluarga Kudus mengembara menujur Bilbais, kemduian ke Miniat-Genah (sekarang Miniat Samanoud), menyeberangi sungi Nil menuju ke  Samanoud dan dari sana menuju ke Borolos. Mereka menyeberangi sungi Nil menujut Western menuju Sakha, dan kemudian mereka berjelan ke arah barat sepanjang Wadi-el-Natroun (lembah Natroun), selatan dari "Sheheet" yang masih liar. Keliaran ini menjadi surga bagi ara rahib-rahib, para malaikat duniawi.
    Keluarga Kudus kemudian melanjutkan perjalanannya ke Heliopolis, ke suatu wilayah bernama "Mataryah," dimana mereka berlindung dibawah pohon, dikenal sebagai “Pohon St.Perawan Maria.” Gereja Orthodok Koptik merawat pohon ini yg masih tetap berbunga walaupun sudah cukup tua. Dekat dengan pohon ini ada sumber mata air dan pohon balsam yg masih tumbuh. Tanaman-tanaman ini campuran untuk membuat  minya krisma suci (minya untuk krisma)
    para pejiarah pada jaman pertengahan sering mengunjungi "Mataryah" dan "Pohon St. Mary" dan menjadikannya sebagai tempat suci. Sampai dewasa ini banyak turis yg mengunjunginya.
  3. Kairo Lama
    Kairo Lama  dianggap sebagai persinggahan ketiga bagi Keluarga kudus.  Di sini daerah ini, kita memiliki Gereja St Perawan Maria dan sebuah biara yang keduanya terletak di  Jalur Zwayla. Namun di bagian  tengara yang paling menarik adalah gua Babel di Kairo Lama, di dalamnya ada sebuah altar dan relung. Besar kemungkinan keluarga Kudus mungkin telah menggunakan gua ini sebagai tempat Kanak-kanak Yesus tidur. Di atas gua ini, sebuah gereja dibangun di abad keempat dan dikenal sebagai  Gereja St Sergius Gereja (Abu-Sarga).

Dalam seminggu, berhala kuil pagan mulai runtuh, para imam kafir marah, memaksa keluarga kudus keluar dari kota. Dengan demikian, keluarga kudus berangkat ke Memphis kemudian ke Maadi dimana Gereja St Mary telah dibangun. Kemungkinan  gereja ini adalah Kuil Yahudi.
4.        Di Mesir Bagian Atas
Keluarga Kudus menyeberangi Sungai Nil ke bagian atas  Mesir dan menuju timur ke Bahnassa (dekat Beni-Mazar), mereka kemudian menyeberang ke tepi timur, di mana mereka berhenti di Gabal-el-Tair (Bukit Burung) di dekat Samalout.

Dari Gabal-el-Tair, Keluarga Kudus pergi ke Ashmounin dekat Malawi, kemudian ke sebuah desa bernama Philes, sekitar 20 km sebelah selatan dari Ashmounin. Mereka pergi ke Qoussieh (Qousqam) di mana mereka diperlakukan kasar dan diusir oleh orang-orang yang melihat bahwa berhala batu mereka telah jatuh sebelum Yesus. Keluarga Kudus melarikan diri ke desa Mirah (sekarang Mir), dari sini, mereka menuju ke Gunung Qousqam . di tempat inilah  Biara terkenal  Perawan Suci, yang dikenal sebagai "Al-Muharraq" berdiri.

Di gunung itu telah dinyatakan kepada mereka oleh Roh untuk kembali ke Yerusalem. Mereka mengikuti cara yang membawa mereka ke Selatan hingga Assyout Gunung tempat mereka berlindung sejenak di sebuah gua yang dikenal sekarang sebagai Biara St Perawan di Assiout.

Gereja St Perawan Maria di Zaytoun
Keluarga Kudus mungkin telah melewati Zaytoun, pinggiran Kairo. Di kubah gereja St Mary di Zaytoun, baik jumlah penampakan St Mary terjadi (dari 2 April 1968 sampai 1971). Penampakan indah tersebut terjadi berturut-turut dan itu jelas dilihat oleh ribuan orang.

Kedekatan St Perawan Maria Pada El-Ezrawia
Diceritakan bahwa Keluarga Kudus melewati sebuah ladang di mana biji semangka baru saja ditaburkan. Joseph meminta petani untuk memberitahu para prajurit, yang mengejar mereka, bahwa Keluarga Kudus lewat pertaniannya pada saat ia menabur benih itu. Dua hari kemudian, ketika tentara tiba di ladang itu, semangka telah berkembang dan beberapa buah yang terlihat. Hal ini membuat tentara percaya bahwa Keluarga Kudus telah melewati tempat ini beberapa bulan sebelumnya. Oleh karena itu para tentara memperlambat mengejar Keluarga Kudus.

Gunung Palm (El-Kaf)
Dikatakan bahwa sementara Keluarga Kudus sedang menyebrangi sungai Nil menuju Gabal-el-Tair batu besar dari gunung itu  jatuh pada perahu mereka. St Mary takut tapi Putranya - yang memiliki kekuatan pada alam - mengulurkan tangan-Nya sehingga mencegah batu itu jatuh, dan meninggalkan cetak telapak tangannya di atasnya. Ratu Helen, ibu dari Kaisar Konstantin, memerintahkan agar gereja harus dibangun di tempat ini. Pada abad kedua belas (1168 M), ketika Almeric, Raja Yerusalem menyerbu bagian atas -Mesir, ia memotong batu itu  dan membawanya kembali ke Suriah.


 


N.b: Artikel ini bersumber dari  http://www.copticchurch.net/topics/thecopticchurch/index.html
berhubung dengan keterbatasan waktu kami untuk menerjemahkan seluruh isi web ini, maka kami akan menyicilnya. kami akan sangat senang bila ada suadara saudari yg juga sepanggilan dengan kami untuk ambil bagian dalam misi Gereja Orthodok Koptik di Indonesia, turut membantu kami untuk menerjemahkan konten sumber di atas.